Translate

28 Jul 2017

Greentea tak berjudul


Kamu tahu alasan Greentea begitu istimewa, menjadi salah satu idola para tamu kedai coffee, meski yang memesannya mayoritas perempuan, namun greentea kini menjadi campuran bahan makanan dan minuman kekinian. Warnanya hijau, sama halnya dedaunan yang memberi warna untuk bumi, meski seringkali dicampur dengan creamer untuk menutupi kepahitannya.

Kamu tahu klorofil ?? ia zat hijau daun yang membantu tumbuhan untuk berfotosintesis, sama halnya dengan greentea yang membantu kita berfotosentesis, mengubah kenangan masa lalu menjadi impian di masa depan yang akan kita wujudkan bersama-sama menemukan fitrah hidup ini.

Ketika menghirup harumnya aroma greentea, rasanya panas terik matahari hingga dinginnya malam seakan berdamai dengan munculnya sebuah senyum di bibir, menemani jiwa di tengah hiruk pikuk mobilisasi orang-orang di sekitarmu. Dan akan selalu ada sejuta kenangan di balik seteguk greentea yang manis.


Begitulah ia mengagumi greentea, baginya dengan seteguk greentea lika liku hidup yang penuh dengan kejutan selalu berakhir indah dengan sebuah coretan kata di dinding rahasianya. Seorang wanita yang hanya pandai bersembunyi di balik rindu, rindu dengan orang baik yang berharap tak mengucap Aku Mencintaimu tapi “Uhibbuka Fillah Istriku”. Yang selalu sok cantik dengan menolak mereka yang tak mau diajak berjuang di jalan Rabbi. Bukankah memperjuangkan orang baik adalah bentuk ikhtiar dalam memperoleh keberkahan cinta, dan itu adalah rasa yang fitrah. Begitulah ia sang penikmat greentea.

Baginya sosok Arini telah mengajarkannya tentang ikhlas yang sesungguhnya, berharap menjadi seorang wanita yang tak hanya bermanfaat untuk kedua orang tuanya namun kepada semua orang disekitarnya, kelak memberi cinta yang sempurna untuk keluarganya atas nama Mahabbah Fillah. Mengukir kisah indah “Surga yang Dirindukan” sembari menikmati secangkir greentea.

Sang Penikmat Greentea yang masih menanti, biarkanlah yang lalu pergi membawa hati yang campur aduk dibuatnya, pergi dengan cara istimewa, tanpa sakit, tanpa ragu dan benci, ikhlas Lillahita’allah... Yakinkan sang penikmat greentea bahwa ini adalah petunjuk yang Kau beri Ya Dzal Jalali Walikram, bahwa adan cinta yang menantinya, biarlah itu menjadi rahasia lewat lantuan doa yang terpanjat di setiap sujudnya.

Mungkin impiannya terlalu manis layaknya greentea yang dipadukan dengan creamer, tapi sebenarnya terkadang ada rasa sepi yang menyapanya seperti pahitnya greentea tanpa creamer. Namun ia yang masih menanti dengan cinta,  yang akan membuatnya semakin dekat dan semakin cinta kepada Sang Maha Pencinta, tetap bersabar menerima kehendak-Nya. Cinta karena-Nya menjadikan penantian itu tak sia-sia. Karena Allah itu memiliki seribu bahasa cinta dalam setiap kehendak-Nya, sejuta pesan cinta dari doa yang belum terkabul. Begitulah ia menentang rasa sepi dalam dirinya. Dalam Menanti pasangan greeantea dalam suka dan duka, yang mampu menerima kepahitan greentea ketika tak ada creamer, yang menjadi perpaduan 2 rasa yang saling melengkapi.

Dari dia yang lagi menikmati rasa dan aroma greeantea dari pojok kedai
Dari dia yang berhenti di pojokan jalan, menggelar sajadah dan berdoa
“Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbii ‘Alaa Diinika Wa’ AlaThoo’Athik” Wahai yang Membolak  Balikkan hati, Teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu dan di atas ketaatan kepada-Mu.

“Sandingkan harapan dengan doa. Lalu penantian dengan kesabaran”.

Salam ya Akhi ya Ukhti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar