Kamu tahu alasan Greentea begitu
istimewa, menjadi salah satu idola para tamu kedai coffee, meski yang memesannya
mayoritas perempuan, namun greentea kini menjadi campuran bahan makanan dan minuman
kekinian. Warnanya hijau, sama halnya dedaunan yang memberi warna untuk bumi,
meski seringkali dicampur dengan creamer untuk menutupi kepahitannya.
Kamu tahu klorofil ?? ia zat hijau
daun yang membantu tumbuhan untuk berfotosintesis, sama halnya dengan greentea
yang membantu kita berfotosentesis, mengubah kenangan masa lalu menjadi impian
di masa depan yang akan kita wujudkan bersama-sama menemukan fitrah hidup ini.
Ketika menghirup harumnya aroma
greentea, rasanya panas terik matahari hingga dinginnya malam seakan berdamai dengan
munculnya sebuah senyum di bibir, menemani jiwa di tengah hiruk pikuk
mobilisasi orang-orang di sekitarmu. Dan akan selalu ada sejuta kenangan di
balik seteguk greentea yang manis.
Begitulah ia mengagumi greentea,
baginya dengan seteguk greentea lika liku hidup yang penuh dengan kejutan
selalu berakhir indah dengan sebuah coretan kata di dinding rahasianya. Seorang
wanita yang hanya pandai bersembunyi di balik rindu, rindu dengan orang baik yang
berharap tak mengucap Aku Mencintaimu tapi “Uhibbuka Fillah Istriku”. Yang
selalu sok cantik dengan menolak mereka yang tak mau diajak berjuang di jalan
Rabbi. Bukankah memperjuangkan orang baik adalah bentuk ikhtiar dalam
memperoleh keberkahan cinta, dan itu adalah rasa yang fitrah. Begitulah ia sang
penikmat greentea.
Baginya sosok Arini telah
mengajarkannya tentang ikhlas yang sesungguhnya, berharap menjadi seorang
wanita yang tak hanya bermanfaat untuk kedua orang tuanya namun kepada semua
orang disekitarnya, kelak memberi cinta yang sempurna untuk keluarganya atas
nama Mahabbah Fillah. Mengukir kisah indah “Surga yang Dirindukan” sembari
menikmati secangkir greentea.
Sang Penikmat Greentea yang masih
menanti, biarkanlah yang lalu pergi membawa hati yang campur aduk dibuatnya,
pergi dengan cara istimewa, tanpa sakit, tanpa ragu dan benci, ikhlas Lillahita’allah...
Yakinkan sang penikmat greentea bahwa ini adalah petunjuk yang Kau beri Ya Dzal
Jalali Walikram, bahwa adan cinta yang menantinya, biarlah itu menjadi rahasia
lewat lantuan doa yang terpanjat di setiap sujudnya.
Mungkin impiannya terlalu manis
layaknya greentea yang dipadukan dengan creamer, tapi sebenarnya terkadang ada
rasa sepi yang menyapanya seperti pahitnya greentea tanpa creamer. Namun ia
yang masih menanti dengan cinta, yang
akan membuatnya semakin dekat dan semakin cinta kepada Sang Maha Pencinta,
tetap bersabar menerima kehendak-Nya. Cinta karena-Nya menjadikan penantian itu
tak sia-sia. Karena Allah itu memiliki seribu bahasa cinta dalam setiap
kehendak-Nya, sejuta pesan cinta dari doa yang belum terkabul. Begitulah ia
menentang rasa sepi dalam dirinya. Dalam Menanti pasangan greeantea dalam suka
dan duka, yang mampu menerima kepahitan greentea ketika tak ada creamer, yang
menjadi perpaduan 2 rasa yang saling melengkapi.
Dari
dia yang lagi menikmati rasa dan aroma greeantea dari pojok kedai
Dari
dia yang berhenti di pojokan jalan, menggelar sajadah dan berdoa
“Yaa
Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbii ‘Alaa Diinika Wa’ AlaThoo’Athik” Wahai yang
Membolak Balikkan hati, Teguhkanlah
hatiku di atas agama-Mu dan di atas ketaatan kepada-Mu.
“Sandingkan
harapan dengan doa. Lalu penantian dengan kesabaran”.
Salam
ya Akhi ya Ukhti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar