Translate

8 Sep 2017

Untukmu yang masih dirahasiakan Allah


Assalamu alaikum kamu,
yang masih tersimpan rapi di tangan Ilahi. Tahu kah kamu aku sangat merindukanmu, memimpikan waktu dimana aku dan kamu menghadap kiblat yang sama, menjadi makmum terbaik bagimu yang mengaminkan setiap doa kelak di belakangmu. Menuliskan segala apapun tentangmu. Sungguh jika aku memintanya kepada Ilahi, aku akan minta agar kau tak tersesat, dimudahkan jalanmu menjadi insan yang terbaik semata karena Ridho Allah.

Lucu yah, karena sekarang semua itu hanyalah sebatas khayalan. Begitu pandai diri ini menggambarkan bagaimana indahnya kebersamaan itu, padahal engkau masih jadi rahasia Sang Khaliq yang namamu masih tersimpan rapi di kitab Lauhul Mahfudz.

28 Jul 2017

Greentea tak berjudul


Kamu tahu alasan Greentea begitu istimewa, menjadi salah satu idola para tamu kedai coffee, meski yang memesannya mayoritas perempuan, namun greentea kini menjadi campuran bahan makanan dan minuman kekinian. Warnanya hijau, sama halnya dedaunan yang memberi warna untuk bumi, meski seringkali dicampur dengan creamer untuk menutupi kepahitannya.

Kamu tahu klorofil ?? ia zat hijau daun yang membantu tumbuhan untuk berfotosintesis, sama halnya dengan greentea yang membantu kita berfotosentesis, mengubah kenangan masa lalu menjadi impian di masa depan yang akan kita wujudkan bersama-sama menemukan fitrah hidup ini.

Ketika menghirup harumnya aroma greentea, rasanya panas terik matahari hingga dinginnya malam seakan berdamai dengan munculnya sebuah senyum di bibir, menemani jiwa di tengah hiruk pikuk mobilisasi orang-orang di sekitarmu. Dan akan selalu ada sejuta kenangan di balik seteguk greentea yang manis.

26 Jul 2017

Meski hanya sebuah doa “Untukmu Palestina”


“Aku sedang berada di sujud terakhir shalatku, tiba-tiba bunyi keras terdengar dan kurasakan berat di atas punggungku. Saat bibirku melafazkan doa sujud kurasakan ada air yang mengalir di tubuhku, aku duduk meski terasa berat beban di punggungku menyelesaikan shalat dengan Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh... Tiba-tiba air mataku jatuh melihat tubuhku bersimpuh darah, darah ibuku yang melindungiku dari reruntuhan itu, kurasakan dingin tubuhnya mendekapku erat, erat dan sangat erat. Tubuhku gemetar dan rasanya ingin berteriak saja tapi kutenangkan diriku dengan lafaz Astagfirullah. Ibuku yang sangat aku cintai berkorban demi anaknya dari kata yang tak asing lagi di telingaku “BOOOM”. Rudal Zionis yang merenggut saudara-saudaraku dan orang tuanya, ayahku yang selalu semangat membela Tanah kami Palestina yang tertembus peluru Zionis itu, ibuku yang selalu istiqamah membantu ayahku berjihad. Apakah aku selanjutnya ??? Tidak, meski terkapar sudah tubuh ibuku, diatas tanah berdebu tempat kami mengungsi, aku berjanji tetap membela tanahku meski harus terbaring menghadapmu Ilahi Rabbi. ”

26 Apr 2017

Dari Ufuk Timur Ku Pandang Kampung Derita “Fakafuku”


Papua, aku selalu bangga ketika menuliskanmu. Meski aku tak lahir ditanahmu, tapi rasa bangga pernah memijakkan kaki ditanahmu sungguh tak kan pernah terhapus dalam setiap langkah yang ada saat ini.
Ada begitu banyak hal menyenangkan terukir disana hingga kisah pilu yang terinspirasi dari Ufuk timur Kampung Fakafuku. Kampung yang berada di Distrik Agimuga Kabupaten Mimika, Kampung ini di tempuh sekitar 7 jam dari kota Timika menggunakan perahu susun.

Saya dan tim Komisi Penanggulangan AIDS (Ibu Hasmawati, Ibu Sonya Ariem, Pak Jeckson Rengirit, Pak Valantino, Pak Amiruddin dan Pak Richard) kala itu melakukan mobile testing HIV AIDS di kampung itu. Sungguh kesan pertama yang nampak seperti kampung yang terlupakan, kampung gubuk derita. Masyarakat terlihat seperti membutuhkan pelukan juga tatapan mata penuh harap, mereka terlihat kurus dan kelaparan. Disini mereka makan sampai dua hari sekali, dan hanya memakan pisang yang direbus bahkan hanya memakan kelapa saja. Mie instan yang kami berikan tak pandai mereka olah menjadi makanan. Sungguh penampakan yang sangat memprihatinkan.

23 Feb 2017

Yang tua yang bercerita tentang hari ini, Yang muda yang bersiap untuk hari esok

Nama saya Yusriani, anak muda pekerja keras yang tinggal di Sulawesi Selatan dan merantau mencari uang di daratan Papua. Bagi saya uang sangatlah penting, jika sebagian orang mengatakan uang bukanlah segala-galanya tapi bagi saya segala-galanya butuh uang. Oleh sebab itu, dengan bekerja keras saya bisa memperoleh banyak uang untuk bisa membahagiakan orang yang saya sayangi terutama keluarga, karena tidak dipungkiri uang menjadi salah satu faktor kebahagiaan seseorang dan begitulah lifestyle beberapa orang.