Nama saya Yusriani, anak muda
pekerja keras yang tinggal di Sulawesi Selatan dan merantau mencari uang di
daratan Papua. Bagi saya uang sangatlah penting, jika sebagian orang mengatakan
uang bukanlah segala-galanya tapi bagi saya segala-galanya butuh uang. Oleh
sebab itu, dengan bekerja keras saya bisa memperoleh banyak uang untuk bisa
membahagiakan orang yang saya sayangi terutama keluarga, karena tidak
dipungkiri uang menjadi salah satu faktor kebahagiaan seseorang dan begitulah lifestyle
beberapa orang.
Karyawan sebuah Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) kesehatan di Papua yang gajinya lumayan. Tentunya tak bisa
dipungkiri betapa bahagianya ketika setiap menerima gaji masuk rekening. Rasanya
bangga melihat hasil kerja sendiri dihargai, senang rasanya sudah bisa
menghasilkan uang sendiri, bisa beli ini dan beli itu dan bisa meringankan
beban orang tua.
Awalnya hanya dengan memiliki BPJS
Kesehatan keluarga, saya merasa sudah cukup memberikan jaminan masa depan untuk
kesehatan keluarga saya. Karena bagi saya yang paling penting di masa depan
kelak adalah jaminan kesehatan itu sendiri. Hingga pikiran saya mulai berubah
setelah bertemu sepasang orang tua yang asik menikmati senja di salah satu
tempat umum di Kota Parepare. Nampak sekali kebahagiaan pada mereka meskipun
istrinya sudah tak mampu jalan sendiri tanpa ditopang oleh suaminya. Lalu mulai
muncul pertanyaan dibenakku dimana anak mereka? Kenapa hanya berdua? Tapi mereka
sangat bahagia.
Suatu keberuntungan bisa
menyaksikan momentum seperti itu, bagaimana tidak diantara ribuan orang tua
yang sudah renta tidak bisa kemana-mana karena penyakitnya, orang tua yang
harus berdiam diri di Panti Jompo karena kesibukan anaknya yang kerja, orang
tua yang masih bekerja keras di usia senja, saya bisa ada disini menyaksikan dua
sejoli yang menikmati hidup tanpa membebani anak-anaknya, dua sejoli yang sesekali
masih bercanda, sungguh penampakan yang sangat manis. Hingga datang seorang
anak kecil yang memeluknya dari belakang dan menyebut mereka dengan opa dan
oma.
Tidak hanya sampai disitu, suatu
hari karena ada masalah kesehatan saya memeriksakan diri di RSUD A. Makkasau
Kota Parepare. sambil menunggu antrian di lobi, seorang nenek duduk disamping
saya dan menyapa dengan senyum. Saya lalu membalas senyumnya dan teringat bahwa
nenek tersebut adalah orang yang sama dengan pasangan orang tua yang saya lihat
tempo hari. Tak lama setelah itu suami nenek itu datang membawa hasil
pemeriksaan sang kakek. Sungguh saya jadi baper dengan orang tua tersebut,
sungguh sangat manis. Tak lama setelah itu sang kakek pamit kepada nenek
tersebut untuk mengambil obat di apotik. Saat berdua dengan nenek tersebut saya
mulai mengobrol dan berbicara banyak termasuk mengenai indahnya masa tua
mereka.
Nenek tersebut mengatakan semua itu
karena CINTA, yang sudah dipersiapkan di usia muda dan tetap ada hingga usia
tua sekarang ini tanpa harus membebani anak-anak, namun pendidikan anak-anak
mereka tetap berjalan baik. Saya lalu bertanya apakah gerangan yang
dipersiapkan itu? Lalu nenek itu menjawab waktu terus berjalan nak, umur terus
bertambah rambut sedikit demi sedikit akan memutih, kemampuan ingatan,
penglihatan dan pendengaran pun akan mulai berkurang, berbagai penyakit kerap
menyapa, dan anak-anak akan memiliki kehidupannya sendiri sehingga semua harus
dipersiapkan sejak di usia muda. Semuanya harus karena cinta, oleh sebab itu
saat usia muda saat masih berstatus bekerja semua jaminan masa tua harus
dipersiapkan nak. Hingga ketika tiba pensiun masa tua hidup tetap bahagia dan
bermanfaat.
Saya tersentak mendengarnya, bercermin
dengan kehidupan saya yang sudah beranjak umur 25 tahun meski belum berkeluarga
namun tidak memiliki perencanaan untuk menciptakan kehidupan usia tua yang
bahagia kelak. Sejak saat itu, selain memperbaiki diri dan menjaga kesehatan saya
mulai searching tips mempersiapkan masa tua dan saya tertarik dengan program
BPJS Ketenagakerjaan program yang bisa dinikmati oleh pekerja saat sudah tidak
produktif lagi, yaitu Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP).
Meski terdengar memiliki fungsi
yang sama, namun manfaat yang bisa didapatkan pekerja dari kedua program berbeda.
Jika Jaminan Hari Tua (JHT) dibayarkan
sekaligus saat pekerja masuk usia pensiun, meninggal dunia, atau cacat total
tetap. Manfaat JHT yang diterima oleh pekerja saat memasuki usia tidak
produktif berasal dari akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan, mekanisme
penyelenggaraannya dengan tabungan wajib, bentuk programnya berupa tabungan,
dan risiko hidup peserta ditanggung peserta itu sendiri.
Sedangkan dana Jaminan Pensiun akan
diterima oleh setiap bulan saat masuk pensiun, meninggal dunia, atau cacat
total tetap, besar manfaat dihitung dari formula tertentu berdasarkan masa
iuran upah, mekanisme penyalurannya berupa asuransi sosial, bentuk programnya
berupa manfaat pasti, dan risiko harapan hidup peserta ditanggung bersama
secara kolektif oleh peserta.
Untuk iuran, JHT itu sebesar 5,7
persen sebulan yang terdiri dari 2 persen yang dibayarkan pekerja dan 3,7
persen pemberi kerja. Sedangkan iuran JP sebesar 3 persen dari upah sebulan
dengan rincian 2 persen pemberi kerja dan 1 persen pekerja.
Peserta BPJS Ketenagakerjaan
mendapatkan manfaat pensiun ketika berumur 56 tahun. Namun jika peserta
tersebut meninggal dunia dan meninggalkan janda atau duda, manfaat pensiun
bulanan akan diterima pasangannya selama janda atau duda peserta BPJS
Ketenagakerjaan belum menikah lagi dengan besaran manfaat yang diterima yaitu
50 persen dari dana pensiun yang diterima peserta. Kalau janda atau dudanya
punya anak di bawah usia 23 tahun dan belum menikah atau bekerja, anak itu akan
menerima manfaatnya.
Program BPJS Ketengakerjaan ini
menjawab cita-cita bahagia di usia muda dan terlebih di masa tua nanti. Jadi tak
ada salahnya jika sekarang kita mulai belajar untuk menciptakan kehidupan di
usia senja jauh lebih bahagia. Tua, bahagia, berkecukupan dan bermanfaat untuk
sesama serta penuh cinta adalah impian banyak orang, bahkan hampir semua orang
menginginkannya. Namun sedikit dari kita yang berani berkomitmen melakukan usaha
yang sedikit lebih banyak untuk bahagia di masa tua. Semoga kita bukanlah
golongan orang yang malas.
Terima kasih nenek dan
kakek dimanapun kalian berada, karena kalian telah memberi pelajaran yang
berharga untuk saya. Satu kalimat untuk kita semua bahwa “Tiada yang lebih baik hari ini, kecuali mempersiapkan hari esok”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar