Translate

23 Feb 2017

Yang tua yang bercerita tentang hari ini, Yang muda yang bersiap untuk hari esok

Nama saya Yusriani, anak muda pekerja keras yang tinggal di Sulawesi Selatan dan merantau mencari uang di daratan Papua. Bagi saya uang sangatlah penting, jika sebagian orang mengatakan uang bukanlah segala-galanya tapi bagi saya segala-galanya butuh uang. Oleh sebab itu, dengan bekerja keras saya bisa memperoleh banyak uang untuk bisa membahagiakan orang yang saya sayangi terutama keluarga, karena tidak dipungkiri uang menjadi salah satu faktor kebahagiaan seseorang dan begitulah lifestyle beberapa orang.



Karyawan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kesehatan di Papua yang gajinya lumayan. Tentunya tak bisa dipungkiri betapa bahagianya ketika setiap menerima gaji masuk rekening. Rasanya bangga melihat hasil kerja sendiri dihargai, senang rasanya sudah bisa menghasilkan uang sendiri, bisa beli ini dan beli itu dan bisa meringankan beban orang tua.

Awalnya hanya dengan memiliki BPJS Kesehatan keluarga, saya merasa sudah cukup memberikan jaminan masa depan untuk kesehatan keluarga saya. Karena bagi saya yang paling penting di masa depan kelak adalah jaminan kesehatan itu sendiri. Hingga pikiran saya mulai berubah setelah bertemu sepasang orang tua yang asik menikmati senja di salah satu tempat umum di Kota Parepare. Nampak sekali kebahagiaan pada mereka meskipun istrinya sudah tak mampu jalan sendiri tanpa ditopang oleh suaminya. Lalu mulai muncul pertanyaan dibenakku dimana anak mereka? Kenapa hanya berdua? Tapi mereka sangat bahagia.

Suatu keberuntungan bisa menyaksikan momentum seperti itu, bagaimana tidak diantara ribuan orang tua yang sudah renta tidak bisa kemana-mana karena penyakitnya, orang tua yang harus berdiam diri di Panti Jompo karena kesibukan anaknya yang kerja, orang tua yang masih bekerja keras di usia senja, saya bisa ada disini menyaksikan dua sejoli yang menikmati hidup tanpa membebani anak-anaknya, dua sejoli yang sesekali masih bercanda, sungguh penampakan yang sangat manis. Hingga datang seorang anak kecil yang memeluknya dari belakang dan menyebut mereka dengan opa dan oma.

Tidak hanya sampai disitu, suatu hari karena ada masalah kesehatan saya memeriksakan diri di RSUD A. Makkasau Kota Parepare. sambil menunggu antrian di lobi, seorang nenek duduk disamping saya dan menyapa dengan senyum. Saya lalu membalas senyumnya dan teringat bahwa nenek tersebut adalah orang yang sama dengan pasangan orang tua yang saya lihat tempo hari. Tak lama setelah itu suami nenek itu datang membawa hasil pemeriksaan sang kakek. Sungguh saya jadi baper dengan orang tua tersebut, sungguh sangat manis. Tak lama setelah itu sang kakek pamit kepada nenek tersebut untuk mengambil obat di apotik. Saat berdua dengan nenek tersebut saya mulai mengobrol dan berbicara banyak termasuk mengenai indahnya masa tua mereka.

Nenek tersebut mengatakan semua itu karena CINTA, yang sudah dipersiapkan di usia muda dan tetap ada hingga usia tua sekarang ini tanpa harus membebani anak-anak, namun pendidikan anak-anak mereka tetap berjalan baik. Saya lalu bertanya apakah gerangan yang dipersiapkan itu? Lalu nenek itu menjawab waktu terus berjalan nak, umur terus bertambah rambut sedikit demi sedikit akan memutih, kemampuan ingatan, penglihatan dan pendengaran pun akan mulai berkurang, berbagai penyakit kerap menyapa, dan anak-anak akan memiliki kehidupannya sendiri sehingga semua harus dipersiapkan sejak di usia muda. Semuanya harus karena cinta, oleh sebab itu saat usia muda saat masih berstatus bekerja semua jaminan masa tua harus dipersiapkan nak. Hingga ketika tiba pensiun masa tua hidup tetap bahagia dan bermanfaat.


Saya tersentak mendengarnya, bercermin dengan kehidupan saya yang sudah beranjak umur 25 tahun meski belum berkeluarga namun tidak memiliki perencanaan untuk menciptakan kehidupan usia tua yang bahagia kelak. Sejak saat itu, selain memperbaiki diri dan menjaga kesehatan saya mulai searching tips mempersiapkan masa tua dan saya tertarik dengan program BPJS Ketenagakerjaan program yang bisa dinikmati oleh pekerja saat sudah tidak produktif lagi, yaitu Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP).


Meski terdengar memiliki fungsi yang sama, namun manfaat yang bisa didapatkan pekerja dari kedua program berbeda.
Jika Jaminan Hari Tua (JHT) dibayarkan sekaligus saat pekerja masuk usia pensiun, meninggal dunia, atau cacat total tetap. Manfaat JHT yang diterima oleh pekerja saat memasuki usia tidak produktif berasal dari akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan, mekanisme penyelenggaraannya dengan tabungan wajib, bentuk programnya berupa tabungan, dan risiko hidup peserta ditanggung peserta itu sendiri.
Sedangkan dana Jaminan Pensiun akan diterima oleh setiap bulan saat masuk pensiun, meninggal dunia, atau cacat total tetap, besar manfaat dihitung dari formula tertentu berdasarkan masa iuran upah, mekanisme penyalurannya berupa asuransi sosial, bentuk programnya berupa manfaat pasti, dan risiko harapan hidup peserta ditanggung bersama secara kolektif oleh peserta.
Untuk iuran, JHT itu sebesar 5,7 persen sebulan yang terdiri dari 2 persen yang dibayarkan pekerja dan 3,7 persen pemberi kerja. Sedangkan iuran JP sebesar 3 persen dari upah sebulan dengan rincian 2 persen pemberi kerja dan 1 persen pekerja.

Peserta BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan manfaat pensiun ketika berumur 56 tahun. Namun jika peserta tersebut meninggal dunia dan meninggalkan janda atau duda, manfaat pensiun bulanan akan diterima pasangannya selama janda atau duda peserta BPJS Ketenagakerjaan belum menikah lagi dengan besaran manfaat yang diterima yaitu 50 persen dari dana pensiun yang diterima peserta. Kalau janda atau dudanya punya anak di bawah usia 23 tahun dan belum menikah atau bekerja, anak itu akan menerima manfaatnya.

Program BPJS Ketengakerjaan ini menjawab cita-cita bahagia di usia muda dan terlebih di masa tua nanti. Jadi tak ada salahnya jika sekarang kita mulai belajar untuk menciptakan kehidupan di usia senja jauh lebih bahagia. Tua, bahagia, berkecukupan dan bermanfaat untuk sesama serta penuh cinta adalah impian banyak orang, bahkan hampir semua orang menginginkannya. Namun sedikit dari kita yang berani berkomitmen melakukan usaha yang sedikit lebih banyak untuk bahagia di masa tua. Semoga kita bukanlah golongan orang yang malas.

Terima kasih nenek dan kakek dimanapun kalian berada, karena kalian telah memberi pelajaran yang berharga untuk saya. Satu kalimat untuk kita semua bahwa “Tiada yang lebih baik hari ini, kecuali mempersiapkan hari esok”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar