foto dikutip dari kaskus.co.id
Entah
kenapa sangat bangga dengan pengabdian sosok satu ini, sosok yang menginspirasi
dan mengajarkan kita arti kesetiaan. Tulisan ini untuk Sang Prajurit yang
pengabdiannya begitu tulus untuk Tanah
Air Indonesia.............
Pergi
karena tugas pulang demi cinta, begitulah sosoknya yang mengingatkan kita
kepada Sang teladan bangsa yang sepenuh hati mencintai negeri dan berjuang demi
bumi pertiwi Sang Panglima Soedirman. Kita mungkin selalu menemukan jalan yang
diberi nama Jl. Jendral Soedirman di berbagai daerah di Indonesia, dan beberapa
patung atau tugu yang menjadikan Panglima Jendral Soedirman sebagai ikonnya,
kebanggan atas perjuangan Jendral Soedirman pun pernah diabadikan dalam bentuk
gambar di sehelai uang kertas.
Kebesaran
nama Panglima Jenderal TNI Soedirman mungkin telah kita dapatkan dari buku
pelajaran sejarah baik SD hingga bangku kuliah, namun ada banyak lagi cerita
mengenai kebesaran sang panglima yang mungkin saja tidak kita ketahui. Semangat
perjuangannya kemudian dilanjutkan oleh prajurit-prajurit kita dalam kesatuan
Tentara Nasional Indonesia yang selalu siap siaga di barisan depan menjaga
pertahanan bumi pertiwi.
Mereka dengan balutan loreng berwarna gabungan
antara hijau dan coklat serta berwarna merah bagai darah menjadi simbol yang
berarti “selama darah masih mengalir dalam diri seorang prajurit, selama itu
pula kami setia berdiri untuk ibu pertiwi”.
Seringkali mereka diterjunkan ke
daerah perbatasan, daerah yang sangat rawan konflik, daerah yang tertimpah
bencana namun mereka tetap semangat karena bagi mereka prajurit merupakan
panggilan jiwa yang bertugas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Indonesia,
sebagai alat pertahanan nasional dan karena prajurit TNI berasal dari rakyat
yang telah dididik sedimikian rupa, dengan pengetahuan dan keterampilannya agar
selalu merakyat, mencintai dan dicintai rakyat, serta berjuang bersama-sama
rakyat demi menjaga NKRI.
“Kami tidak akan meninggalkan rekan
kami, walaupun dalam keadaan mati” kata mutiara ini menunjukkan betapa tinggi
kesetiakawanan mereka, rasa solidaritas serta persahabatan mereka. kesetiaan
ini menjadikan kita bangga menjadi bagian dari sang prajurit TNI yang
menginspirasi dengan nilai-nilai luhur kehidupan. Seperti lagu hymne AMN yang
liriknya “Biar badan hancur lebur, kita kan bertempur membela keadilan suci,
kebenaran murni, dibawah dwi warna panji, kami telah berjanji mengorbankan jiwa
dan raga, membela ibu pertiwi demi Allah yang maha esa, kami telah bersumpah
setia membela nusa dan bangsa, tanah
tumpah darah”. Begitu heroik dan menyentuh betapa besar pengabdian sang
prajurit terhadap negara. Sebagai bangsa Indonesia sudah semestinya kita bangga
dengan barisan-barisan pengabdian sang prajurit TNI yang sering terabaikan
karena hiruk pikuk keadaan negeri, dan pesona budaya-budaya yang justru
menjauhkan kita dari cinta tanah air.
Patut
kita renungi bahwa mereka tak pernah letih mengemban tugas itu, berteman lumpur
dan hutan rimba, di balik wajahnya yang menampakkan ketegasan, tubuh yang tegap
dibalut seragam kebanggaan serta senjata yang selalu ditentengnya, terdapat
jiwa kasih sayang terhadap negara dan keluarga. Mereka pun tak pernah berfikir
akan resiko kerja yang dihadapi ketika harus terjun ke medan perang, meski
bayang-bayang kematian terus mengikuti langkah kaki mereka, meski kehilangan
rasa damai karena nyawa jadi taruhan, meski kulitnya hitam legam terpapar
panasnya matahari, meski kehilangan saat-saat bahagia bersama keluarga, namun
mereka tetap bangga demi sebuah pembuktian kesetian kepada negara.
Seperti
kesetiaan kepada negara tercinta seperti itu pula mereka menjadi kapten dalam
keluarganya, meski hanya sesaat dengan waktu yang singkat mereka mampu membawa
keluarga mereka melihat dunia tanpa batas, yang tak lelah tunjukkan arah dan
menyinari pustaka jiwa dan hatinya yakni keluarga istri dan anak-anaknya dari
gelap kelabu kehidupan yang mengiringi menuju jalan terang penuh cahaya, karena
bagi mereka keluarga adalah maha karya terbaik dari alam semesta.
foto dikutip dari bangkitzlegends.blogspot.com
Ia
yang berdiri dengan gagahnya di dalam barisan dibalut baju loreng yang penuh
lumpur itu, yang telah berkawan dengan hutan rimba, yang kulitnya hitam legam
karena terpaan terik sinar matahari, yang selalu siap siaga untuk negara bagai
singa yang bangun dari tidurnya ketika negara dalam keadaan gawat. Ia adalah Prajurit,
yang menjadi kapten dalam hidup keluarganya dengan konsistensi cinta yang diberikan
kepada negara dan keluarganya yang mengajarkan kita filosofi kehidupan bernama
kesetiaan, dan mengajarkan kita makna-makna luhur sebuah kesabaran dan cinta
tanah air.
Dimanapun kau berada sang prajurit
semoga kesibukanmu selalu menjadi barisan cinta dan pengabdian kepada negara
dan keluarga, dan kamipun demikian
selalu setia mendukungmu menebar cinta dan pengabdian itu, sehingga tuhan
percaya kita berjuang di jalan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar