Translate

8 Agu 2016

“Bangga dengan barisan depan pembela negara TENTARA NASIONAL INDONESIA”



 foto dikutip dari kaskus.co.id

            Entah kenapa sangat bangga dengan pengabdian sosok satu ini, sosok yang menginspirasi dan mengajarkan kita arti kesetiaan. Tulisan ini untuk Sang Prajurit yang pengabdiannya  begitu tulus untuk Tanah Air Indonesia.............
            Pergi karena tugas pulang demi cinta, begitulah sosoknya yang mengingatkan kita kepada Sang teladan bangsa yang sepenuh hati mencintai negeri dan berjuang demi bumi pertiwi Sang Panglima Soedirman. Kita mungkin selalu menemukan jalan yang diberi nama Jl. Jendral Soedirman di berbagai daerah di Indonesia, dan beberapa patung atau tugu yang menjadikan Panglima Jendral Soedirman sebagai ikonnya, kebanggan atas perjuangan Jendral Soedirman pun pernah diabadikan dalam bentuk gambar di sehelai uang kertas.
            Kebesaran nama Panglima Jenderal TNI Soedirman mungkin telah kita dapatkan dari buku pelajaran sejarah baik SD hingga bangku kuliah, namun ada banyak lagi cerita mengenai kebesaran sang panglima yang mungkin saja tidak kita ketahui. Semangat perjuangannya kemudian dilanjutkan oleh prajurit-prajurit kita dalam kesatuan Tentara Nasional Indonesia yang selalu siap siaga di barisan depan menjaga pertahanan bumi pertiwi.
Mereka dengan balutan loreng berwarna gabungan antara hijau dan coklat serta berwarna merah bagai darah menjadi simbol yang berarti “selama darah masih mengalir dalam diri seorang prajurit, selama itu pula kami setia berdiri untuk ibu pertiwi”.
Seringkali mereka diterjunkan ke daerah perbatasan, daerah yang sangat rawan konflik, daerah yang tertimpah bencana namun mereka tetap semangat karena bagi mereka prajurit merupakan panggilan jiwa yang bertugas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Indonesia, sebagai alat pertahanan nasional dan karena prajurit TNI berasal dari rakyat yang telah dididik sedimikian rupa, dengan pengetahuan dan keterampilannya agar selalu merakyat, mencintai dan dicintai rakyat, serta berjuang bersama-sama rakyat demi menjaga NKRI.
“Kami tidak akan meninggalkan rekan kami, walaupun dalam keadaan mati” kata mutiara ini menunjukkan betapa tinggi kesetiakawanan mereka, rasa solidaritas serta persahabatan mereka. kesetiaan ini menjadikan kita bangga menjadi bagian dari sang prajurit TNI yang menginspirasi dengan nilai-nilai luhur kehidupan. Seperti lagu hymne AMN yang liriknya “Biar badan hancur lebur, kita kan bertempur membela keadilan suci, kebenaran murni, dibawah dwi warna panji, kami telah berjanji mengorbankan jiwa dan raga, membela ibu pertiwi demi Allah yang maha esa, kami telah bersumpah setia membela nusa dan bangsa, tanah  tumpah darah”. Begitu heroik dan menyentuh betapa besar pengabdian sang prajurit terhadap negara. Sebagai bangsa Indonesia sudah semestinya kita bangga dengan barisan-barisan pengabdian sang prajurit TNI yang sering terabaikan karena hiruk pikuk keadaan negeri, dan pesona budaya-budaya yang justru menjauhkan kita dari cinta tanah air.
            Patut kita renungi bahwa mereka tak pernah letih mengemban tugas itu, berteman lumpur dan hutan rimba, di balik wajahnya yang menampakkan ketegasan, tubuh yang tegap dibalut seragam kebanggaan serta senjata yang selalu ditentengnya, terdapat jiwa kasih sayang terhadap negara dan keluarga. Mereka pun tak pernah berfikir akan resiko kerja yang dihadapi ketika harus terjun ke medan perang, meski bayang-bayang kematian terus mengikuti langkah kaki mereka, meski kehilangan rasa damai karena nyawa jadi taruhan, meski kulitnya hitam legam terpapar panasnya matahari, meski kehilangan saat-saat bahagia bersama keluarga, namun mereka tetap bangga demi sebuah pembuktian kesetian kepada negara.
            Seperti kesetiaan kepada negara tercinta seperti itu pula mereka menjadi kapten dalam keluarganya, meski hanya sesaat dengan waktu yang singkat mereka mampu membawa keluarga mereka melihat dunia tanpa batas, yang tak lelah tunjukkan arah dan menyinari pustaka jiwa dan hatinya yakni keluarga istri dan anak-anaknya dari gelap kelabu kehidupan yang mengiringi menuju jalan terang penuh cahaya, karena bagi mereka keluarga adalah maha karya terbaik dari alam semesta.

 foto dikutip dari bangkitzlegends.blogspot.com

            Ia yang berdiri dengan gagahnya di dalam barisan dibalut baju loreng yang penuh lumpur itu, yang telah berkawan dengan hutan rimba, yang kulitnya hitam legam karena terpaan terik sinar matahari, yang selalu siap siaga untuk negara bagai singa yang bangun dari tidurnya ketika negara dalam keadaan gawat. Ia adalah Prajurit, yang menjadi kapten dalam hidup keluarganya dengan konsistensi cinta yang diberikan kepada negara dan keluarganya yang mengajarkan kita filosofi kehidupan bernama kesetiaan, dan mengajarkan kita makna-makna luhur sebuah kesabaran dan cinta tanah air.
Dimanapun kau berada sang prajurit semoga kesibukanmu selalu menjadi barisan cinta dan pengabdian kepada negara dan keluarga,  dan kamipun demikian selalu setia mendukungmu menebar cinta dan pengabdian itu, sehingga tuhan percaya kita berjuang di jalan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar