Reportase perjalanan hari ini
dimulai.....
Hari ini karena banyak genangan air
akibat hujan di Timika yang enggan berhenti, jadi perjalanan itu rasanya begitu
lama dilalui, dan baru sadar karena begitu lama menikmati perjalanan yang
tujuannya juga tidak jelas. Sadar kalau Timika lagi bermasalah dengan yang
namanya “SAMPAH”.
Lokasi di jalan sp 3 Timika
Di sepanjang jalan ada saja sampah
yang ditemukan, namun justru TPS lah yang kurang terlihat. Yah seiring pertambahan
penduduk di Timika yang kian meningkat mencapai 196.401 jiwa pada Tahun 2013
sesuai dengan data Badan Pusat Statistik Timika yang mayoritas disebabkan oleh
Tingginya migrasi, sehingga konsumsipun meningkat alhasil sampah menjadi makin
bertambah pula.
Lokasi di Jalan sp 2 Timika
Lokasi berada di lorong Jl. Budi Utomo Timika
Sampah di buang di selokan, sampah
bertumpuk berhari-hari, sampah dibiarkan menggenang, sampah di bakar di halaman
toko yang mengakibatkan asap (polusi) di jalan, sampah di buang di sembarang
tempat, sampah dibiarkan dikerumuni lalat dan hewan pengerat, sampah di pilah-pilah
oleh peternak Babi, sampah bertumpuk di beberapa titik tempat pembuangan sampah
liar di sepanjang jalan, bahkan ada juga yang sengaja buang sampah saat
berkendara.
Meskipun ada truk pengangkut sampah
dari Dinas Kebersihan, namun tidak semua sampah diangkut, lebih lagi jika
tumpukan sampah warga berada di dalam lorong. Belum lagi ketika truk pengangkut sampah sudah
mengambil sampah di pagi hari, siangnya hingga malam sampah kembali menumpuk, TPS
yang tersedia pun masih minim, sehingga masyarakat kerap kali membuat TPS liar
yang pastinya tidak baik dipandang mata, merusak estetika, menimbulkan bau tak
sedap, menimbulkan penyakit, dan merusak lingkungan.
Ada juga yang sadar akan dampak
negatif dari TPS liar, sehingga memasang papan peringatan seperti ini “YANG
BUANG SAMPAH DISINI, KO PASTI SAKIT ALE”. Tapi hanya bertahan beberapa hari
saja sudah dicabut. Lucu yah..Hihihihi
Nah...sebagai warga Timika, saya
perihatin sehingga saya mulai berfikir apa yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkan kesadaran buang sampah pada masyarakat. Alhasil muncullah sebuah
ide mengembangkan truk pengangkut sampah menjadi “Mobil Nyanyi Minta Sampah”.
Deskripsi tentang “Mobil Nyanyi
Minta Sampah”
Mobil ini merupakan truk pengangkut
sampah yang di modifikasi dengan warna mobil “Kuning” dan Hijau pada kepala
Mobil sebagai warna alam. Di samping mobil ada tulisan tagline “Mobil Nyanyi
Minta Sampah, Bangga menjaga kebersihan”.
Mobil ini akan datang mengambil
sampah pada titik TPS yang sudah diletakkan di daerah pemukiman dan pada tempat
sampah di daerah pertokoan dan lain sebagainya. Jadwal pengangkutan sampah
terbagi menjadi 3 shift (Pagi, Siang, Sore) sehingga warga yang lupa atau baru
sempat membuang sampah dapat diangkut sampahnya sehingga tidak lagi membuat TPS
liar. Tidak lagi ada tumpukan sampah yang berlebihan di TPS.
Mobil ini setiap kali jalan akan
diiringi lagu, karena orang-orang Timika kebanyakan menyukai lagu-lagu Ambon
maka mobil ini pun setiap kali datang diiringi lagu-lagu ambon yang liriknya
sudah dikemas dengan ajakan membuang sampah di tempat yang benar. Misalnya Lagu
Marvey Kaya Paleng Bae “Seng Bisa Bilang Lai, Beta Paleng Sayang Se, Paskali.
Kalau se buang sampah yang benar setiap, hari” (hihihi...misalnya)
Ini merupakan strategi promosi
untuk menarik perhatian warga dengan membiasakan mendengar ajakan buang sampah
yang benar dan membaca taggline kebersihan. Sehingga dari kebiasaan itu
menciptakan perilaku sadar terhadap kebersihan lingkungan.
Sampah yang telah diangkut oleh
Mobil Nyanyi Minta Sampah kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir sampah,
nah disanalah tempat dimana orang-orang yang memiliki kepentingan dengan sampah
bertransaksi di satu titik itu, misalnya para orang yang mencari makan untuk
ternak babinya sehingga tidak lagi terlihat orang-orang yang mengais sampah di
TPS (mengais sampah hingga seharian, belum lagi tidak menggunakan masker), para
pendaur ulang dan pemulung.
Dengan Mobil Nyanyi Minta Sampah
ini merupakan bentuk promosi guna menyebarkan informasi yang dikemas dalam
bentuk lagu-lagu Ambon guna mempengaruhi/membujuk dan atau mengingatkan warga
agar bersedia membuang sampah pada tempat yang benar. Yang lambat laun akan
menjadi kebiasaan warga dan menjadi gerakan peduli kebersihan/lingkungan.
Salam Unjuk Jari, Kita Peduli Lingkungan
omong-omong soal sampah... negara kita memang belum banyak yg menyadari dari segi penduduknya... sebenarnya sampah itu sngat buruk bagi mereka... betapa buruknya lingkungan yg di penugi sampah berserakan.. mereka tidak menyadari sampah itu pengancam bahaya bagi mereka... semoga satu persatu yg sempat mampir di pos mb'yusriani ini.. bisa menyadari dan mengaja'saudara2 disekitarnya untuk mencontohkan bagai mana membuang sampah dengan benar.. karna hidup berdampinga dengan sampah tidak baik dan buruk bagi mata dan kesehatan... semoga sukse posnya dan karia karia nya.. salam dari saya wawanjuna salam persaudaraan buat mb'yuryani.. mantap!!posnya
BalasHapusSalam persaudaraan juga Wawan Juna, benar sekali bahwa hidup berdampingan dengan sampah sangat tidak baik dipandang mata belum lagi dapat menjadi sumber penyakit. Terima kasih sudah membaca yah... :)
Hapusoke sama" sodar...
HapusSetuju sebaiknya pemerintah sediakan mobil yang mobile....agar sampah di kota timika khususnya warga dapat memanfaatkan mobil sampah yg berkeliling dengan bunyian lagu sebagai perhatian warga...untuk membuang sampah pada tempat yang sudah di sediakan....sesuai dengan waktu yang di tentukan....terimakasih dek atas inspirasi ade sebagai masukan bagi pemerintah dalam memperhatikan....masalah sampah di kota Timika
BalasHapusIya kak, semoga pemerintah Timika, bisa menjadikan sebagai bahan masukan unk permasalahan sampah di daerah kita tercinta
HapusKonsepnya baik. Yg penting buat saya adalah tentang siapa menyadarkan siapa? Informasi jelas bahwa sampah itu buruk buat lingkungan dimana kita hidup, tapi toh masih saja ada orang yg mengerti tentang sampah tapi tdk sadar bagaimana agar tetap membuang sampah pada tempatnya. saya kira setiap paginya ada kok truk sampah yg ngangkutin sampah di jalan yg dibuang oleh masyarakat dibeberapa titik. Cuma warnanya bukan kuning tapi hijau, hehe.
BalasHapusFasilitas dulu yg perlu di perhatikan pemerintah, tentang ada tidaknya semacam bak-bak besar yg disiapkan di beberapa titik yg mudah di jangkau oleh masyarakat yg kemudian truk setiap paginya ngangkutin sampah itu. Yg penting jelas orang harus buang dimana? klo tdk ada tempatkan orang akan naro sampah dipinggir jalan gitu aja dan itu buruk, meluas, bau busuk yg menyengat.
itu sih. Tapi salut klo konsep yg di tawarkan dirimu bisa diaplikasikan.
betul sekali kanda Fhizin, sayangnya ketika truk sampah sudah ngangkut sampah di pagi hari, siang hari mala banyak yang buang sampah krn pagi tidak dapat. Nah untuk itu usulan 3 waktu truk sampahnya datang.
Hapusbenar sekali perlu adanya fasilitas tempat sampah yang cukup, sehingga masyarakat bisa membuang sampah ditempat yg benar. terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.
Iya yusri, Sa pu rumah juga di jalan Pattimura itu sampah kasih kala siapa eee..
BalasHapusIya kah kk Ira, yg penting kk tdk ikutan toh. ciee sudah pintar komen blog ale,..Syukurlah perkembangan..Makasih kk Ira
HapusSepertinya lucu dan menarik...dhibur dg lagu Ambon manise sambil buang sampah..Hahahhaa
BalasHapusHahaha..iya.
Hapusterima kasih sudah berkunjung di blog ini
Klw di Sulawesi sdh ada truk sampah yang biasa pake lagu dangdut kalau lewat. Tpi memang klw sudah siang sampah berserakan kembali jadi bleh lah truk sampah datanglah 3 waktu. Keren artikelnya
BalasHapusiya betul, biar menghindari orang membuat tempat penampungan sampah liar.
Hapusterima kasih kak
Smart,,setuju..
BalasHapusTerima kasih, salam kenal
Hapusjangan bosan2 untuk membaca dan semoga terinspirasi
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDi pasar baru juga baaanyak sekali sampahnya. Meluas sampai kemana". Terganggu banget. Udah bayar 6rb perhari tapi ngga ada yg buang sampah" itu. Udah kayak gunung sampah. Harusnya ada bagian pembuang sampah ya mbak.
BalasHapus