Translate

14 Mei 2015

La Tahzan Innallaha Maa’n


Ukhti, aku ingin berbagi cerita, rasa-rasanya akhir-akhir ini aku selalu dihadapkan dengan rasa sakit, belum sembuh sakitku yang satu muncul lagi sakit yang lain, terkadang aku menangis sendirian menahan rasa sakit yang aku alami dan disaat-saat rasa sakit itu muncul terkadang terbesit dalam diri “Kenapa aku, padahal banyak orang lain yang hidupnya jauh dari kata sehat tapi mereka sehat-sehat saja dan bisa ketawa sampai mereka puas”. Astagfirullah...

            Aku sedih karena aku mengeluhkan sakitku, aku sedih karena ketika aku sakit aku tak mampu menahanya hanya untuk melaksanakan kewajibanku pada Ilahi Rabbi, aku sedih karena aku tak mampu menjaga setiap nikmat yang diberikanNya pada diriku, aku sedih karena terkadang larut dalam kesakitan itu dan mengabaikan setiap kebaikan yang diberikan padaku.
            “Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali sesuatu yang Engkau permudahkan, Engkau menjadikan kedukaan itu mudah sekiranya Engkau kehendaki”.
            Sekarang aku sadar, Rasulullah SAW rela menahan sakit saat sakaratul maut hanya untuk hambanya, untuk menyampaikan agar kita shalat dan hidup dengan penuh cinta teruntuk kepada yang Maha Cinta Allah Azza Wajalla. Nabi Ayyub diuji dengan sakit, namun ia tetap sabar bahkan dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Subahanallah...
            Allah menguji setiap hambanya dengan cara yang beda-beda, ada yang diuji dengan kemiskinan, kekayaan, penyakit dan lain sebagainya. Saidina Ali bahkan pernah menangis karena tidak SAKIT, lalu Saidatina Fatima bertanya Kenapa? Lalu Ia menjawab “ Aku takut Allah tidak sayang padaku”, Subahanallah....lemahnya iman kami hanya menangis saat sakit.

            Ya Allah, pilihlah kami untuk bersabar dan Bersyukur atas setiap ujian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar