Translate

22 Apr 2015

Antara Cinta Dan Cita-Cita


Bhineka itulah namanya, seorang cowok yang menjadi idola para wanita di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Parepare. Orang tuanya memberi nama itu karena ayahnya berdarah Bitung dan ibunya berdarah Enrekang. Eka panggilan akrabnya adalah seorang cowok yang melankolis, puitis dan sangat romatis, bukan hanya itu dia juga pandai dan easy going.
Bagaimana mungkin cewek cewek di kampus tdk histeris jika dia berjalan, jika dia berucap dan jika dia tebar pesona dengan tampangnya. Namun dari sekian banyak cewek cantik, dia hanya terfokus pada satu cewek namanya Ika.
“Bagaimana, apa lagi yang kau tunggu? Dia itu cowok idaman kamu, jangan tunggu lama-lama nanti diambil orang”, tegas Wuri sahabat Ika.
“kita kan masih semester dua, apalagi aku tidak begitu yakin dengan cintanya, kecuali dia melamarku” tegas Ika.
“kamu yakin, mau menikah muda?”, Tanya Wuri.
“kenapa tidak?, kan bagus kalau kita menikah muda, kita akan lebih lama bersamanya, tegas Ika.


            Percakapan mereka sampai di telingah Eka, dengan sigap Eka menguatkan niatnya untuk segera melamar Ika dengan memberitahukan orang tuanya. Dia juga melamar Ika di depan umum, agar semua orang tahu atas keseriusan Eka.
            Ika kemudian menerima lamaran Eka dengan syarat Eka harus menunggu hingga Ika selesai kuliah dan mendapatkan pekerjaan. Jawaban Ika sontak membuat Eka kecewa, dan mencabut lamaran tersebut.
            Kejadian tersebut membuat Ika jadi galau, dia merasa menyesal namun dia tidak ingin cita-citanya menjadi seorang perawat pupus begitu saja karena cinta. Dia selalu berusaha meyakinkan dirinya kalau di depan sana, kesuksesan selalu bersanding cinta.
            Dia jadi fokus belajar, dan tidak lagi memikirkan tentang pacaran dan sejenisnya. Semenjak kejadian tersebut Eka tak lagi pernah terdengar di telingahnya bahkan Eka di beritakan telah menikah.
            Ika kemudian lulus dengan nilai yang memuaskan dan segera di terima di salah satu Rumah Sakit Umum di Kota Parepare. Dia begitu hebat menata kariernya dan menjadi perawat yang handal.
            Suatu hari dia harus menangani salah seorang anak di ruang Instalasi Gawat Darurat dengan sigap dia membantu dokter menangani anak tersebut hingga berhasil. Saat dia berjumpa dengan orang tua anak tersebut dia begitu terkejut, ternyata orang tua anak tersebut adalah Eka yang menikah setelah kecewa lamarannya di tolak oleh Ika.
            Kini Eka memiliki 5 orang anak, dengan pekerjaan yang tidak tetap. Tampangnya yang dulunya mempesona kini lebur karena pekerjaan dan mengurus anak dan merawat istrinya yang kini hamil.
            Dia sangat berterima kasih kepada Ika dan memberikan ucapan selamat atas kesuksesannya sekarang, dia bahkan minder untuk bertemu dengannya sebab merasa sangat tidak pantas dengan keadaannya sekarang.
            Ika merasa bersyukur karena memilih untuk menggapai cita-citanya terlebih dahulu daripada menikah muda yang dulu menjadi dambaannya. Keyakinannya pun terbukti bahwa kesuksesan bersanding dengan cinta, saat ulang tahunnya ke-25 ia dilamar oleh dokter muda rekan kerjanya dan hidupnya jauh lebih bahagia. Sekarang kebahagiaannya bertambah setelah dianugerahkan dua orang anak yang cerdas.

Salam Genre

4 komentar:

  1. Wahh..keren, cerpennya sangat inspiratif.. Salam Genre

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Silahkan, kalau perlu semua postingan di share biar tmn2 smua tahu mengenai Bonus Demografi n ketenagakerjaan

      Hapus