Aku asli orang Parepare tanpa campuran, Lahir tepat di pukul
02.00 wita pada hari Sabtu Tanggal 15 Februari 1992. Sebelum aku menghirup
udara di dunia ibuku segera dilarikan ke rumah sakit bersalin, namun karena aku
ngotot keluar duluan, akhirnya aku lahir di rumah. Padahal nenekku sudah dandan
cantik karena ingin ke rumah sakit. “ Maaf Nek, aku udah lahir duluan, Cheers!!”.
Berbicara tentang saudara, aku adalah anak keempat dari enam
bersaudara. ”Uppsssss aku ngaku deh kalau keluargaku bukan keluarga
berencana”..hehehe
Banyak saudara memang bagus, rumah jadi ramai, banyak yang
membantu ibu dan ayah, namun banyak anak juga banyak kebutuhan. Belum untuk
sekolah, pakaian, rumah dan seabrek kebutuhan kita yang katanya untuk ikut
trend.
Aku merasakan hal itu, dengan pekerjaan ayah yang hanya
seorang wiraswasta harus memenuhi kebutuhan 6 orang anak, tapi aku bersyukur
kami semua bisa sekolah hingga perguruan tinggi. Ayah dan ibuku juga sudah
mengajarkan kami untuk hidup hemat dan menghargai setiap apa yang kita miliki.
Meskipun adikku ada yang tidak demikian, wajarlah karena setiap saudara
memiliki karakter yang berbeda.
Ketiga kakakku sekarang juga sudah menikah, mereka menikah
setelah menyelesaikan kuliahnya, dan aku bersyukur mereka ikut program KB “Dua
Anak Cukup”
Jadi sekarang Ayah hanya menanggung ibu, aku dan kedua
adikku. Aku teringat dulu untuk memenuhi kebutuhan kuliahku, aku tidak minta
uang dari mereka, tapi aku berusaha untuk mendapatkannya sendiri dengan
membantu orang untuk membuat laporan, mengetik artikel yang banyak, ikut lomba
sehingga dari sana aku bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah yang cukup untuk
menutupi kebutuhan kuliahku, namun apabila aku kekurangan aku baru meminta pada
ibuku.
Jiwa kepahlawananku untuk membantu ayah dan ibu dalam
memenuhi kebutuhan kuliahku aku dapatkan dari kakak-kakaku yang lebih dulu
sukses dalam pendidikan dengan kerja sambil kuliah. Iya kami adalah anak-anak
yang diberi anugerah kepahlawanan dari Ilahi Rabbi...wkwkwkwkwk memuji diri
sendiri.
Aku belajar untuk mencari uang sendiri, karena aku sadar aku
memiliki banyak kebutuhan, ketika aku mau mengeluhkan kebutuhanku itu pada ibu,
ibuku akan lebih dulu mengeluh masalah keuangan...Adduhhhh aku tidak
tega.Hahahhaha Love you Ibu.
Maklumlah ibu-ibu itu suka mengeluh, karena mereka adalah “judgment
maker” dalam keluarga, keputusan masalah keuangan, ini mesti kemana, itu mesti
kemana. Jadi “Harap Maklum”.
So..this is my story. Apapun yang anda tangkap dalam cerita
ini semoga anda bisa belajar, bahwa banyak anak memang banyak rejeki, namun
banyak juga yang harus di tanggung. Rencanakan masa depan anda mulai sekarang.
Dengan mengikuti program KB “Dua Anak Cukup” untuk masa depan yang lebih baik
dengan anak-anak yang berkualitas, sehat, dan yang pastinya menjadi kebanggaan
anda kelak.
Salam
Genre
Persis dgnku, iya klw kita ikut program kb kita bisa menej rumah tangga dg baik. Kisahnya menarik..heheheh
BalasHapusTerima kasih, jangan lupa baca postingan yang lain yah.. :)
HapusKok ya KB. rencana nikah aja blum jelas kok bukkk hehehe
BalasHapusSsiippp sssiiipp sssiiippp