Udaranya terasa segar menyelimuti
tubuhku, suara deru ombak itu seperti lagu yang membentuk simfoni di telingaku,
warna biru yang terpancar darinya yang di dukung oleh langit yang menambah
keindahannya di mataku, sungguh membuatku tak henti-hentinya mengucap syukur
kepada Sang Pencipta yang menciptakan keindahan ini untuk kami penduduk pesisir
pantai.
Anugerah
yang luar biasa ini sungguh membuatku bahagia hidup menjadi anak pesisir
pantai, bahkan aku merasa sangat tergantung dengan laut, aku makan dari hasil
laut, aku bercanda ria dan bermain di tepiannya, aku mendapatkan uang dari apa
yang disediakannya, aku menghirup udara disekitarnya, aku hidup dalam keluarga
yang hidup di pesisirnya.
Namaku
Bintang, seperti bintang yang selalu ada di laut dan di langit, begitupun aku
yang selalu menikmati indahnya laut dan melihat indahnya langit. Aku tak pernah
berfikir untuk meninggalkan tempat ini karena aku sudah merasakan kebahagiaan
yang luar biasa di tempat ini. Setiap hari saat ayah pergi mencari ikan aku pun
ikut dengannya, terkadang aku ikut membantu orang mendorong perahu dan
menurunkan hasil tangkapan ikan agar aku bisa memperoleh uang untuk jajan,
begitulah kehidupanku setiap hari bahkan hampir semua anak-anak sebayaku yang
ada di tempat ini melakukan hal demikian.
Bagi
kami pandai membaca dan menulis itu sudah cukup, oleh karena itu setelah tamat
SD, sebagian kami tak lagi bersekolah selain karena ekonomi, kami juga lebih
suka bekerja karena kami bisa memperoleh uang.
Hingga
suatu hari ada sekelompok anak mahasiswa yang datang di kampungku, mereka
mengatakan dirinya kelompok KKN, entahlah awalnya aku tidak mengerti apa itu
mahasiswa apalagi KKN, namun setelah mereka menjelaskannya aku jadi mengerti.
Mereka
telah seminggu tinggal di kampungku dengan berbagai kegiatan yang dilakukannya,
aku cukup sering memperhatikan mereka dan entah kenapa aku jadi terbiasa
melihat kegiatan mereka, mereka bahkan mengajakku untuk bergabung di tempat
mereka tinggal yang mereka sebut Posko.
Awalnya
aku merasa canggung namun persahabatan dan berbagai pelajaran yang mereka
berikan membuatku begitu antusias mengikuti kegiatan bimbingan belajar yang
mereka berikan. Hampir setiap hari aku belajar dari mereka, mendegar cerita
mereka dan aku takjub ketika mereka mengatakan padaku “Kamu pandai, apa
cita-citamu?”, aku sontak diam dan itu cukup lama hingga ibuku datang
memanggilku dengan nada keras. Aku lalu berlari kearahnya tanpa menjawab
pertanyaan kakak itu.
Sesampai
di rumah, ibu memarahiku, karena aku sudah mengabaikan kerjaanku beberapa hari
ini, aku tidak lagi membantu ayahku menangkap ikan, tidak lagi membantu
mendorong perahu-perahu nelayan. Hari itu hari terakhir aku mengikuti kegiatan
mereka karena aku harus kembali ke rutinitas aku selama ini. Aku harus membantu
ayah mencari uang untuk ibu dan adik-adikku di rumah.
Sebulan
berlalu aku tidak lagi melihat kakak itu, tempat yang mereka tinggali
sekarangpun sudah kosong, aku bahkan belum menjawab pertanyaannya dan sekarang
mereka telah pergi di tempat yang jauh yang bahkan aku tak tahu dimana itu.
Aku
mulai memikirkan pertanyaan dari kakak itu “apa cita-citamu?”. Aku setiap hari
memikirkan hal tersebut baik itu sambil kerja maupun di sela-sela aku bisa
menikmati indahnya pesisir pantai. Hingga suatu hari ketika aku membantu ayah
mengangkat tangkapan ikan kami, cita-citaku pun terpikirkan. Aku begitu bahagia
dan lari meninggalkan ayah. Aku mencari bukuku yang hampir dijadikan bungkusan
untuk ikan asinnya, aku menuliskan cita-citaku di kertas tersebut. Aku bingung
bagaimana menyampaikan jawaban pertanyaanku pada kakak itu, dan aku mendapat
ide dengan memasukkan kertas itu ke dalam botol.
Saat aku pergi menangkap ikan dengan ayah aku melempar
botol tersebut ke laut, karena aku tahu laut itu menjangkau semua tempat di
dunia ini, bahkan jika tak sampai di orang yang dituju aku sudah merasa lega
karena aku bisa memberitahukan alam bahwa itulah cita-citaku. Yah botol yang
berisi cita-cita seoranganak yang ingin menjadi seorang penulis dengan satu
karya pertamanya adalah “Kisah di Balik Botol”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar